Pengantar Penerjemah
Lepas dari peristiwa Karbala, Ali tinggal di Madinah. Abdul Malik bin Marwan menunjuk Hisyam bin Ismail sebagai gubernur Madinah. Ia banyak menyakiti hati penduduk, terutama sekali kepada Ali bin Husayn. Ketika Abdul Malik mati, anaknya memecat Hisyam. Ia diikat di hadapan orang banyak, yang diperintahkan untuk menuntut balas (qishash). Dalam ketakutan, ia berkata, “Aku paling takut pada Ali bin Husayn.” Ketika Ali melewatinya, ia mengucapkan salam. Ia menyapanya, “Jika kamu tidak punya harta, mintalah kepadaku untuk melegakan kamu dan menutup keperluanmu.” Imam juga menyuruh keluarganya dan para pengikutnya untuk tidak menyakitinya. Abdullah, putranya berkata, “Abah, kenapa? Demi Allah, ia telah berbuat buruk kepada kita. Hari inilah satu-satunya kesempatan untuk membalasnya.” Ali menjawab, “Anakku, aku serahkan dia kepada Allah.”
Hal yang sama ia lakukan kepada Marwan bin Hakam. Anda tahu siapakah Marwan? Dialah yang menyuruh Yazid untuk membunuh Imam Husayn. Dialah yang bergabung dengan Muawiyyah untuk membunuhi para pecinta Ahli Bayt. Dialah yang tertawa mencemooh ketika datang berita terbunuhnya Husayn. Ketika penduduk Madinah berontak, Marwan mencari perlindungan pada anak-anak orang Anshar dan Muhajirin. Tidak seorang pun mau menerima keluarga Bani Umayyah. Bumi menjadi sempit baginya dan keluarganya. Imam Ali bin Husayn menawarkan perlindungan di rumahnya. Ia memperlakukan semuanya dengan baik. Begitu baiknya sehingga seorang perempuan Bani Umayyah menyatakan bahwa mereka tidak pernah menemukan kehidupan yang begitu menyenangkan seperti di rumah Ali bin Husayn.
Hatinya yang hancur karena derita panjang yang dialaminya membuat ia sangat sensitif pada penderitaan orang lain. Jika kepada musuh-musuhnya ia berkhidmat dengan baik, apa lagi kepada mereka yang dirundung malang ditimpa duka. Setiap malam, ketika manusia tidur, sebelum ia bermunajat kepada Tuhannya ia memikul sendiri makanan untuk dibagikan kepada penduduk Madinah yang miskin. Sebelum meyembah Allah ia berkhidmat kepada makhluk-Nya. Kepada siapa saja yang meminta tolong kepadanya, ia menyambutnya dengan ramah: Selamat datang, duhai saudara yang membantu memikul bekalku untuk hari akhirat!