Pengantar Penerjemah
“Tetapi, apakah doa-doa ini, yang disusun dan diajarkan pada abad ketujuh masih relevan bagi manusia yang hidup di abad kedua puluh atau bagi mereka yang bahkan belum lahir?” tanya Syed Husain M. Jafri dalam pengantarnya untuk The Psalms of Islam, terjemahan bahasa Inggris Shahifah Sajjadiyyah yang disusun William C. Chittick.
Ia menjawabnya sendiri:
“Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus mengajukan sejumlah pertanyaan lain. Apakah manusia harus dianggap hanya dalam pengertian biologis sebagai binatang yang paling cerdas? Apakah ia harus dilihat sebagai binatang ekonomi yang dikendalikan oleh hukum penawaran dan permintaan dan pertentangan kelas? Apakah ia harus dipandang sebagai hewan politik, dengan politisisme yang berlebih-lebihan menghuni pusat jiwanya, menyingkirkan ilmu, agama dan kebijakan? Atau apakah ia memiliki unsur ruhaniah yang mendorongnya untuk meletakkan hal yang duniawi dan sementara kepada yang Abadi dan yang Benar? Adakah manusia harus dipahami secara biologis, politis, atau ekonomis, ataukah kita harus memperhitungkan hakikatnya yang paling dalam, roh Tuhan yang dimasukkan ke dalamnya dan cita-cita akhir yang harus diwujudkannya?
Esensi setiap era, zaman, atau peradaban, baik zaman dahulu, abad pertengahan, atau modern, tidak terletak pada kesatuan biologis ras manusia, prestasi material, atau tatanan politik, tapi dalam nilai-nilai yang menciptakan dan memelihara era, zaman, atau peradaban tersebut. Prestasi kita dalam menyempurnakan aspek material kehidupan telah mendorong kita untuk mengeksploitasi materi, bukan menginformasikan, memanusiakan, dan menspiritualisasikannya. Kehidupan sosial kita telah memberikan kepada kita sarana tapi tidak memberikan kepada kita tujuan. Kebutaan yang menakutkan telah menimpa manusia peradaban kita. Hilangnya unsur spiritualitas dari kemanusiaan telah menjadi penyebab utama supremasi materi, yang menjadi beban yang berat dan menindas. Kekalahan manusia oleh materi menjadi kelemahan utama manusia sekarang ini.